PANGKALAN BALAI – Bupati Banyuasin Amiruddin Inoed mengaku telah mengirimkan surat kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Isinya, meminta Bulog menyediakan anggaran lebih untuk menyerap hasil produksi beras dari Kabupaten Banyuasin yang segera menyambut panen raya. Sebagai kabupaten penghasil beras terbesar di Sumsel, seharusnya kepastian pembelian gabah di tingkat petani, harus terserap penuh oleh Bulog, dengan menetapkan harga jual standar. “Pemkab akan tegaskan Bulog, agar bersedia memberikan kontribusi lebih bagi petani di Banyuasin. Karena kontribusi pertanian Banyuasin terhitung besar,” ujar Amiruddin pada acara panen raya di Desa Kelapa Dua Kecamatan Pulau Rimau kemarin. Menurut Amiruddin, penetapan harga terendah di tingkat Bulog berdasarkan harga penetapan pemerintah (HPP) sebesar Rp 2.640/kg,dengan harga beli di tingkatan Bulog mencapai Rp5.800/kg.
“Saat panen raya,Bulog harus bersedia membeli beras petani dengan batasan harga yang telah ditetapkan,” imbau dia. Dengan begitu, jelas Ami-ruddin, petani tidak lagi menjual berasnya kepada tengkulak dengan harga rendah sehingga mengakibatkan mereka merugi.Sebab,saat petani merugi, kondisi tersebut memengaruhi ketahanan pangan Provinsi Sumsel. Amiruddin meminta proses pertanian sebagai sebuah sistem yang seharusnya tidak hanya didukung dengan kemajuan produksi, namun juga harus disokong kepastian harga yang kompetitif di pasaran.“Bulog tentu arif menyentuh petani kecil. Jangan membeli beras tengkulak. Tapi, langsung dari petani, dari tangan petani kecil,”pinta dia.
Amiruddin juga memerintahkan Dinas Pertanian dan Peternakan agar berkoordinasi dengan Bulog, terkait wilayah dan jadwal panen beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuasin. Sehingga, saat panen raya nanti, kepastian pembelian yang dilakukan Bulog dapat dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. “Jangan sampai ketika biaya produksi petani sudah tinggi, malah harga jual beras jatuh.Tidak lain, disebabkan karena lemah koordinasi dan peran Bulog,” tandas Amiruddin lagi. Selain itu, dia mengungkapkan, lepasnya mata rantai ketergantungan petani akan tengkulak juga bisa dilakukan dengan memperkuat permodalan. Diakuinya, masih banyak petani yang selalu meminjam pada tengkulak saat musim tanam, dan baru membayar ketika panen dengan harga murah.
Anggota Dewan dapil Pulau Rimau, Farida Ahyati Rohim menyambut baik ketegasan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin. Sebab, peran Bulog masih sangat lemah, terutama dalam membeli gabah petani di Pulau Rimau. “Saat ini, praktek menjual dan meminjam petani Pulau Rimau pada tengkulak tergolong tinggi. Ditambah, petani masih belum mengerti akses informasi pada pemerintah dan Bulog untuk menjual gabah,” beber politisi Partai Golkar ini.
(Source : http://banyuasinkab.go.id)
"Rakyat Merdeka" Mengatakan :
Rakyat Merdeka. Menteri Pertanian Anton Apriyantono menyayangkan tingkat produktivitas petani di Kecamatan Banyuasin I masih rendah. Dari 1 hektar lahan yang ditanami padi, hanya mampu menghasilkan gabah seberat 3 ton. Padahal, angka tersebut masih dapat ditingkatkan lagi menjadi 5 ton per hektar.
Mentan, yang melakukan panen raya di Desa Nusa Makmur, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin menyebutkan angka 5 ton itu sebelumnya pernah dilakukan penelitian. Di samping, panen di Kecamatan Banyuasin dapat ditingkatkan dua kali dalam setahun. Syaratnya, irigasi diperbaiki dan menjaga lahan dari serangan wereng dan hama lainnya.
"Hasil penelitiannya begitu, makanya saya dapat katakan produktivitas padi petani Banyuasin I itu masih rendah," tegas Mentan lagi. Saat panen raya, turut mendampingi Wakil Gubernur Sumsel Mahyuddin NS, Bupati Banyuasin Amiruddin Inoed, Ketua Gapensi Provinsi Syaropi, dan sejumlah pejabat teras lainnya.
Panen padi, tambah Mentan, puncaknya pada bulan Maret nanti. Saat itu, harga gabah di tingkat petani bisa mencapai titik terendah. "Saya minta pemkab/pemkot di provinsi ini dapat berkoordinasi dengan para petani. Jika benar-benar terjadi harga gabah di bawah standar, maka pemerintah setempat harus mengambil kebijakan membeli beras petani.
Sebaliknya, petani juga harus membentuk kelompok-kelompok tani, sehingga harga gabah yang dijual kepada tengkulak, akan jauh lebih menguntungkan daripada dijual sendiri-sendiri," bebernya.
Dalam panen raya kemarin, 2.900 hektar tanaman padi siap dipanen Maret mendatang. Masing-masing di Desa Nusa Makmur 1.200 hektar, Desa Sido Mulyo seluas 600 hektar, Desa Cinta Manis Baru 600 hektar dan Desa Tirto Sari 450 hektar.
Bupati Banyuasin, Amiruddin Inoed menegaskan, pemerintah daerah siap membeli gabah dari petani bila harga pada puncak musim panen nanti anjlok, di bawah standar. "Untuk dana kita belum membahas secara khusus. Yang jelas, kita siap membeli gabah petani, biar harga jual mereka tidak jatuh."
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel Mahyuddin menyatakan, kegembiraannya atas dukungan pemerintah pusat terhadap panen kali ini. Apalagi, nanti akan ada bantuan penyediaan benih gratis, pupuk, dan saluran irigasi. "Kita optimis Sumsel Lumbung Pangan terwujud," tandasnya.
(Source : http://www.rakyatmerdeka.co.id)